Bahkan di saat seluruh dunia berkonspirasi untuk membuatmu kesal. No, I won't give up on that.

Ngomong-ngomong, itu kalimat agak nyomot-nyomot dari novel 'Antologi Rasa'-nya Ika Natassa. Kalimatnya sejenis 'seluruh dunia berkonspirasi' gitu, tapi aku lupa lengkapnya dan kuadaptasi huahaha.

Oke.

Hm.

You know, I'd love to do sarcasm. Tapi akhirnya kadang-kadang aku urungkan niat untuk ber-sarkasme itu, karena akhirnya pasti jadi ga enak. Akan ada pihak yang tersakiti (atau mungkin beberapa).  I know that feelings when you read some sarcasm and thought that it was you. 

Tapi akhirnya oh please I've had enough of these. Tapi akhirnya tetep aja ga ber-sarkasme. Alhamdulillah, deh. Gue bisa jadi orang sabar. (Gue?!!)

Intinya bukan tentang sarkasme, sih. Jadi hari ini aku bangun pagi. Dengan keadaan pilek-pilek, pusing, sakit perut, dan lain-lain-lain. Terus liat nasi belum ada... yaudah nungguin nasi mateng dulu. Makan pagi pun hanya dengan telur (putihnya doang, lagi) dicampur saus tomat, pake onion ring dan nasi. Lumayan enak! (oke ini ga nyambung)

Jam menunjukan pukul-entah-berapa-tapi-sekitar-jam-10-an, dan aku pun mulai bikin kue lebaran. Kue keju. Dalam keadaan masih flu, tapi tetep dipaksain. (Oke, aku ga bersin ke arah adonan koook). Dan Rein ngajakin nonton hari ini ._.

Pertimbangan.

1. My mom said that I can't go out today, because I've to bake cake.

2. Dalam keadaan pilek dan bersin tiap 5 menit sekali? I obviously can't go out.

Akhirnya, aku pun nolak ajakan nonton. Soal pilek emang bisa dipaksain, but I can't left my mom to do the cake alone. Because I've done it once, and it feels miserable.

Tapi sekitar pukul 12-an aku pusing. Sangat. Mungkin karena kurang asupan oksigen, entahlah. Akhirnya aku pun berhenti bikin kue dan ke atas, shalat, terus mulai ngelanjutin makalah PKn (diselingi twitteran dan lain-lain-lain).

But then, Rein seems galau. Pundung. What should I call it?

Normalnya, aku adalah seorang manusia timbal-balik yang kalau di-pundung-in akan pundungin balik. Well, my mind already said that 'just leave that message for 24 hours, really'. Tapi akhirnya aku tidak melakukan itu.

I remembered someone's advice: "sing banyak sabar." (yang banyak sabar)

Yaudah. Lagipula aku tidak mau jadi orang yang terlalu terbawa emosi, dan akhirnya malah marah-marah juga. I'm not that childish, I hope so.

-ariadneLacie

-August, 2012