Salah.
Secangkir cokelat yang mengepul ini menjadi temanku untuk mengenang dirimu.
Masih segar dalam ingatanku, bagaimana rasanya perasaanku saat itu. Remuk redam. Hampa. Aku bahkan tidak tahu lagi harus merasa apa.
Itu adalah di kala aku melihatmu sedang dengan
nya. Dengan
dia yang sama sekali tidak kukenal. Berjalan bersama,
mesra.
Tanpa pikir panjang, aku pun mendekatimu. Tidak mengatakan apa-apa, hanya tersenyum pahit, dan memandangmu
lelah.
Selanjutnya yang terjadi adalah kita kehilangan kontak. Aku tidak pernah mendengar kabar darimu lagi selanjutnya.
Tapi apa dikata, kabar selanjutnya yang kudengar adalah kepergianmu? Dan fakta bahwa wanita yang waktu itu bersamamu, ternyata hanya sepupumu?
Sekarang sudah terlambat. Semuanya sudah terlambat. Tidak ada lagi kata maaf yang bisa kuutarakan padamu, agar kita bisa kembali seperti dulu.
Bahkan secangkir cokelat ini pun tidak mampu untuk menenangkanku.
Labels: flash fiction